0 Share
Otoloka.id- Jika
melihat tampilan Honda Autonomous Work Vehicle (AWV), sangat menggemaskan
bukan? Mengingatkan kita pada mobil robot di film kartun. Namun, sejatinya Honda AWV adalah mobil robot.
Pada generasi kedua ini, Honda AWV terlihat sedang diuji
coba di lahan perusahaan konstruksi energi matahari, Black & Veatch.
Hasilnya, berbagai target fungsi yang diinginkan tercapai. Karena, memang
tujuan dibuatnya mobil tersebut untuk melakukan pekerjaan.
Seperti yang dikutip dari slashgear.com, beberapa pekerjaan
yang dilakukan oleh mobil bertenaga listrik penuh ini meliputi; menarik,
mengangkut material konstruksi, membawa air, dan mensuplai pasokan lainnya ke
tiap tujuan lokasi kerja.
Honda AWV generasi sebelumnya pernah juga diuji coba, tapi
dalam skala internal saja, sementara pada generasi kedua, uji cobanya
melibatkan pihak lain dengan beberapa unit mobil, dan dengan cakupan lahan yang
luas.
Untuk menjelajah di lokasi yang luas, Honda AWV sudah dibekali
dengan fitur otonom canggih, yang menggunakan beberapa sensor. Seperti radar,
lidar, GPS, dan kamera 3 dimensi stereo.
Mobil tersebut juga dapat dioperasikan pada jarak jauh,
apabila mobil tersebut melalui medan yang tak ideal untuk otonom.
Black & Veatch punya luas lokasi sebesar 1.000 hektar,
dan Honda melakukan pemetaan lokasi untuk menentukan titik jalan dan berhenti.
Insinyur Honda juga melatih karyawan dari perusahaan konstruksi tersebut
mengenai protokol operasi dan keselamatan mobil tersebut.
Honda AWV generasi kedua punya dimensi panjang 2.438mm,
lebar 1.295mm, dan tinggi 1.219mm, dengan berat kosong 721 kilogram. Mobil
tersebut mampu mengangkut beban seberat 408 kilogram, menarik beban seberat 725
kilogram.
Sebagai mobil listrik, Honda AWV dapat menjelajah sejauh 449
kilometer dalam sekali pengisian daya, dan itu dalam kondisi mobil tersebut
sedang membawa muatan. Untuk mengisi dayanya sampai penuh, dibutuhkan waktu
selama enam jam pengecasan.
Honda telah memverifikasi bahwa kendaraan pekerja tersebut
dapat beroperasi di berbagai layanan, terutama yang membutuhkan kendaraan
offroad otonom. Namun, saat ini pabrikan Jepang tersebut enggan untuk
menjualnya secara komersil.