0 Share
Otoloka.id- Lahan
gambut memang menjadi sumber daya yang saat ini belum punya nilai ekonomi,
untuk dijadikan tempat bercocok tanam juga kurang subur karena sifatnya yang
asam.
Namun, beberapa ilmuwan di Universitas Tartu, Estonia sedang
mengembangkan gambut untuk baterai kendaraan listrik.
Nantinya, gambut yang banyak ditemukan di daerah Eropa Utara
dijadikan sebagai bahan baku baterai natrium-ion. Baterai tersebut tidak
mengandung lithium, kobalt, dan nikel yang punya harga mahal.
Oleh karena itu, baterai natrium-ion menjadi salah satu bahan alternatif dalam pasar baterai kendaraan listrik.
Apalagi bahan bakunya
mudah dijangkau dan berharga murah, membuat biaya produksi baterai alternatif tersebut
juga berharga lebih murah dibanding lithium.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, gambut yang berasal
dari pelapukan pohon selama ratusan tahun tersebut memang potensial sebagai
bahan baku baterai kendaraan listrik.
Pihak Universitas berharap, agar proyek tersebut dapat
didukung pemerintah, melalui pendanaan kepada pabrik skala kecil di Estonia
untuk mencoba teknologi tersebut.
"Gambut adalah bahan mentah yang sangat murah -
sebenarnya tidak memerlukan biaya apa pun," kata Enn Lust, kepala Institut
Kimia di universitas tersebut, seperti yang dikutip dari Reuters.com
Dalam prosesnya, gambut yang sudah ditambang tersebut akan dipanaskan
dengan suhu tinggi di dalam tungku selama 2 sampai 3 jam.
Baca juga: Pemerintah Ajak VW Investasi Baterai Mobil Listrik di Indonesia
Para ilmuwan di universitas tersebut menggunakan gambut yang
sudah membusuk untuk diekstraksi. Lain halnya dengan metode tradisonal yang
harus mengeringkan lahan gambut untuk menambangnya.
Gambut busuk lebih sedikit mengeluarkan gas karbon dioksida
dibanding dengan penambangan gambut dengan cara mengeringkan lahan.
Kembali ke baterai natrium-ion yang berasal dari gambut,
Lukasz Bednarski selaku analis pasar dan penulis buku tentang baterai
mengatakan, bahwa baterai natrium-ion memang harus dibuktikan secara komersial,
dan harus ditingkatkan pengembangannya.
Apalagi, perusahaan raksasa di bidang baterai kendaraan
listrik CATL China, mengungkapkan pengembangan baterai natrium-ion pada bulan
Juli lalu.
"Saya pikir perusahaan akan semakin mencoba untuk
mengkomersialkan baterai natrium-ion, terutama setelah pengumuman CATL,"
kata Bednarski.
Baca juga: Simak Beberapa Kelebihan Mobil Listrik yang Patut Dipertimbangkan
Meski kurang kuat, namun baterai natrium-ion punya kelebihan
berharga murah, dan dapat bertahan di cuaca dingin. Selain itu, baterai
tersebut juga kompatibel dengan sistem pengisian daya cepat.
“Baterai natrium-ion kemungkinan akan digunakan bersama
dengan teknologi lithium-ion untuk menurunkan biaya keseluruhan paket baterai,”
tutup Bednarski.