Otoloka.id - Sukses mendapat pesanan lebih dari 1.000 unit eBus alias bus listrik di daratan Eropa, MAN Truck & Bus sudah bersiap untuk masuk ke pasar global. Mengandalkan teknologi yang sudah terbukti dari MAN Lion City E.

Bagi MAN, ini adalah lompatan yang penting dalam menghadirkan lingkungan tanpa emisi gas buang. Sehingga ramah bagi kepadatan di perkotaan, selain itu tak berisik serta aman. Adapun untuk pasar global akan dikembangkan dari sasis eBus.

Pengalaman produsen kendaraan berat asal Jerman yang memiliki kepanjangan Maschinenfabrik Augsburg-Nürnberg dalam menghadirkan teknologi sasis digabungkan e-mobility. Sedianya pada tahun 2023 tipe prototipe akan ditampilkan, berlanjut tahun berikutnya mulai untuk produksi secara massal.

MAN memang sangat serius menyegerakan bus bertenaga listrik ini segera diproduksi. Sebab melihat momentum begitu banyak kota di dunia sudah mulai melakukan pemesanan kendaraan transportasi bertenaga listrik. Kebanyakan kota besar pada tahun 2040 sudah menerapkan tanpa kadar emisi gas buang, permintaannya bisa tembus 80% di pasar global.

“Guna memenuhi permintaan tersebut dan memberikan kontribusi penting dalam hal mobilitas yang berkelanjutan, kami sekarang menawarkan solusi MAN Electric Bus untuk pasar internasional di luar Eropa dengan sasis eBus kami,” ujar Rudi Kuchta, Head of Business Unit Bus at MAN Truck & Bus.

Dirinya juga menambahkan bahwa, “Melalui sasis ini, kami ingin memberikan kesempatan para karoseri di seluruh dunia bisa mengemasnya menjadi lebih baik untuk model kendaraan listrik sesuai keinginan.”

Kuchta menjelaskan bahwa MAN memiliki jaringan global yang luas dan akan melibatkan mereka untuk kemitraan jangka panjang. para karoseri tersebut juga akan melayani pasar Asia, Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Adapun sasis eBus diproduksi di MAN Polandia di Starachowice, di mana Lion City E juga diproduksi.

Sebagai tahap awal, MAN akan menyodorkan kepada calon konsumen sasis eBus dengan versi dua penggerak roda untuk low-floor, low-entry, dan intercity bus dengan high floor. Hal ini untuk menjamin bahwa eBus bisa diandalkan di mana saja, akan tersedia pilihan kemudi kanan atau kiri.

“Ini sangat menari untuk negara-negara di mana lalu lintas berada di sebelah kiri dan bus MAN juga sudah mendominasi di jalanan. Temasuk di Singapura, Afrika Selatan, Australia hingga Selandia Baru,” ujar Barbaros Oktay, Head of Bus Engineering MAN Truck & Bus.

Perihal komponen untuk sasis eBus, MAN menerapkan teknologi dari Lion City E - motor listrik yang ditempatkan di tengah untuk penggerak belakang dan teknologi baterai dipasok dari Volkswagen Group. “Berkat teknologi ini, yang sebelumnya sudah terbukti di lapangan serta pengalaman kami di teknologi sasis, kami bisa menawarkan kepada konsumen sebuah inovasi dan efisiensi solusi eMobility untuk transportasi perkotaan dan antar daerah,” sahut Oktay.

Langkah lain yang tengah digodok di MAN adalah mewujudkan keinginan konsumen internasional terutama perusahaan penyedia transportasi bus untuk memperhitungkan jarak harian, total tempuh, dan biaya. Sejauh ini teknologi NMC (lithium-nickel-manganese-cobalt battery) tak berbeda jauh dari Lion City E, ada juga pilihan teknologi LFP (lithium-ferrophosphate battery).

MAN memang bertujuan agar konsumen bisa lebih mudah menerapkan di bisnis mereka untuk memulai kendaraan listrik. “Sebisa mungkin kami memastikan bahwa produknya aman, awet, punya jarak tempuh lebih jauh dan bisa diaplikasikan sebagai apapun,” tegas Oktay.

• loading...
• Suka 0