Isuzu Panther

Setelah hadir selama tiga dekade di tanah air, Isuzu Panther 'Rajanya Diesel' akhirnya memasuki masa purna bhakti. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI)  menghentikan produksi Panther yang diumumkan secara resmi pada awal Februari 2021 lalu.

Ketangguhannya tidak perlu diragukan lagi namun harganya yang sudah menyamai Toyota Kijang Innova terbaru tapi dengan desain dan teknologi yang tidak berubah selama dua dekade terahir membuat angka penjualannya terus merosot.

Faktor kedua yang membuatnya harus disuntik mati adalah mesin diesel 4JA1-L sulit untuk memenuhi standar emisi Euro 4. Perlu investasi besar untuk mendesain ulang mesin berteknologi 1980-an ini maupun menggantinya dengan mesin baru.

Isuzu Panther sebetulnya masih banyak diminati karena reputasinya sebagai kendaraan serba guna yang tidak merepotkan jika saja harga barunya masih di kisaran Rp250 jutaan. Hal ini terlihat dari harga bekasnya yang masih tinggi karena masih banyak konsumen yang memburunya.

Harga Terakhir Saat Dijual (OTR Jakarta)

Untuk harga unit bekasnya, baik Isuzu Panther generasi pertama maupun kedua relatif stabil dan dapat dikatakan masih tinggi dibandingkan kendaraan sekelas dengan umur yang sama.

Harga yang masih tinggi ini antara lain juga dipengari oleh stoknya di pasar mobil bekas. Meski populasinya tinggi, masih banyak juga pemilik Isuzu Panther khususnya generasi kedua yang masih enggan untuk menjualnya kembali.

Kisaran Harga Bekas Isuzu Panther Generasi Pertama

Kisaran Harga Bekas Isuzu Panther Generasi Kedua

Spesifikasi Isuzu Panther Generasi Kedua

Sejarah Isuzu Panther

Kelahiran Isuzu Panther di tahun 1991 tidak lepas dari gagasan pendiri PT Astra International William Soerjadjaja untuk menghadirkan pesaing Toyota Kijang yang merajai pasar mobil niaga dan minibus saat itu. Ia menilai jika ada pesaing akan memacu masing-masing produk untuk berkembang meski sama-sama berada di dalam satu grup Astra.

Isuzu Panther generasi pertama ini dibekali mesin diesel minim perawatan dan hemat solar. Pada tahun 1996, mesin diesel C233 berkapasitas 2,3 liter digantikan mesin baru 4JA1 berkapasitas 2,5 liter yang lebih bertenaga.

Generasi pertama ini kemudian digantikan oleh generasi kedua pada tahun 2000. Model ini lahir untuk mengimbangi Toyota Kijang “Kapsul” yang muncul di tahun 1997. Desain barunya lebih aerodinamis dan modern dengan bentuk yang lebih membulat.

Isuzu Panther generasi kedua ini selain harus bersaing dengan Toyota Kijang sebagai lawan abadinya juga harus menghadapi pesaing baru seperti Mitsubishi Kuda dan Chevrolet Tavera ketat di segmen MPV yang diisi oleh Toyota Kijang Kapsul, Opel/Chevrolet Blazer, Mitsubishi Kuda, dan kembarannya bermesin bensin Chevrolet Tavera.

Isuzu Panther “Kapsul” ini dijual dengan tipe SM, LM, SV, LV, SS, LS Hi-Grade, LS Turbo, dan Touring.

Varian yang dijual saat itu berdasarkan urutan terendah hingga tertinggi antara lain tipe SM, LM, SV, LV, SS, LS Hi-Grade, LS Turbo dan Touring. Huruf L di depan kode tipe mengacu kepada kata “Long” yang berarti panjang (chassis panjang) dan S untuk “Short” (chassis pendek).

Khusus tipe Touring dan LS Turbo, mesin yang digunakan telah dibekali dengan turbocharger sebagai pendongkrak tenaga. Sementara tipe lainnya masih mewarisi mesin diesel non-turbo berkapasitas  2.500 cc dari Panther facelift generasi pertama.

Memasuki tahun 2005, Isuzu New Panther mengalami major facelift dengan perubahan bentuk fascia dan beberapa penambahan fitur serta kelengkapan.

Banyak yang beranggapan varian major facelift ini merupakan generasi keempat. Hal ini berawal dari Panther generasi pertama model facelift dengan mesin baru 2,5 liter sebagai generasi kedua sehingga New Panther generasi awal dihitung sebagai generasi ketiga.

Faktanya Panther hanya memiliki dua generasi saja yaitu yakni Panther Kotak sebagai generasi pertama dan Panther Kapsul sebagai generasi kedua.

Varian chassis pendek dan opsi transmisi otomatis kemudian juga dihapus karena kurang diminati konsumen. Selanjutnya varian yang ditawarkan adalah tipe LM Smart FTF, LM Smart FF, LV FTF, LV FF, LV Adventure, LS Turbo, Touring dan Grand Touring.

Isuzu Panther kembali mengalami peremajaan atau minor facelift dengan penambahan asesoris pemanis pada tahun 2009. Tipe-tipe yang dijual masih sama seperti sebelumnya, namun tipe LS Hi-Grade tidak lagi dipasarkan karena telah diwakili oleh LS Turbo. Semua mesin akhirnya dilengkapi dengan turbocharger untuk memenuhi standar emisi EURO 2.

Memasuki tahun 2011, Panther kembali mengalami penyegaran ringan namun hanya pada tipe Touring dan Grand Touring dengan penambahan pilihan warna interior dan berbagai aksesoris penunjang.

Isuzu kembali memberikan sentuhan minor facelift pada tahun 2013. Penyegaran ringan tersebut meliputi pembenahan panel instrumen dan ubahan desain pintu belakang pada beberapa tipe model.

Sejumlah fitur baru pun dibekalkan pada Panther sebagai pemikat konsumen. Tipe model yang dipasarkan pun kian mengerucut yakni Smart, LV, LS dan Grand Touring.

Dari segi tampilan eksterior khususnya bagian depan, Isuzu Panther masih memiliki garis desain yang sama seperti generasi sebelumnya. 

Grille depan dihiasi dengan garis vertikal hitam yang dipadukan dengan kisi-kisi yang diperkuat aksen pilar vertikal dan horizontal berlapis chrome. Pada bagian tengah grille tersemat emblem tulisan Isuzu 

Headlamp berukuran besar dan lebih atraktif tersemat di grille depan sehingga tampak memperpanjang profil. Pada tipe teratas, dilengkapi dengan kaca spion berbingkai krom dan dilengkapi lampu sein.

Praktis tampilannya sejak tahun 2013 hingga dihentikan penjualannya di 2021 tidak mengalami perubahan. 

Desain bumper model lama (pra-2013) juga masih tetap dipertahankan dengan penambahan aksen garis di bagian tengah air dam. 

Beralih ke area samping, siluet bodi Panther memiliki lekukan yang tak mengalami perubahan sejak generasi kedua diluncurkan tahun 2000 hingga keluaran terakhir tanpa perubahan. Hanya berbeda model velg dan aksesoris tambahan di sekeliling bodi.

Khusus untuk varian LS yang memiliki ground clearance lebih tinggi dari varian dasar lainnya, maka mendapat tambahan sepasang footstep untuk memudahkan akses keluar masuk penumpang. Sementara dimensi total semua tipe tetap sama dengan panjang 4.475 mm, lebar 1.680 mm, dan tinggi 1.790 mm.

Pada bagian belakang, seluruh tipe Panther dilengkapi dengan lampu model kristal dan beberapa penambahan kosmetik. Khusus untuk tipe teratas dihiasi  dengan ornamen list krom di sepanjang bodi belakang lengkap dengan reflektor mata kucing yang mengapit posisi plat nomor. 

Kendati bagian buritan Panther terlihat kekar dan berotot serta berkesan modern namun sejatinya desainnya tak banyak berubah dibandingkan dengan versi tahun 2001, khususnya pada bagian bumper belakang. Pada tipe teratas dilengkapi dengan tow hook yang terpasang di bumper belakang.

Posisi ban serep pada tipe Touring dan Grand Touring yang pada versi sebelumnya berada di pintu belakang dan kerap dijuluki 'konde' kini dipindahkan ke bagian kolong. Hal tersebut ditujukan untuk memudahkan saat mengambil ban serep serta untuk mengurangi beban pada pintu belakang yang dapat mengakibatkan engsel pintu rusak

Mengintip ke dalam kabin Panther, interior Isuzu Panther terbilang modern dan mewah untuk ukuran minibus awal 2000-an.

Dashboard simpel dengan panel instrumen yang mudah dibaca. Tampilan odometer dan tachometer pada panel instrumen dapat terlihat jelas oleh pengemudi dan tidak mengganggu konsentrasi saat berkendara.

Nuansa interior Panther didominasi warna Beige (krem muda) mulai dari dashboard hingga panel trim pintu serta seluruh bangkunya. 

Kendati tidak dibalut dengan material yang mewah, bangku penumpang maupun pengemudi terasa cukup nyaman.

Bangku pengemudi sudah dapat disesuaikan ketinggiannya untuk mendapatkan posisi duduk yang pas dan nyaman saat mengemudi. Posisi setirnya tidak dapat disetel, belum mengenal tilt apalagi telescopic steering.

Tidak ada opsi head unit layar sentuh. Fitur pemanja kabinnya cukup dengan sistem audio single DIN yang dilengkali dengan pemutar MP3, CD/DVD serta radio.

Pada model Grand Touring tahun-tahun terakhir sudah ditawarkan dengan layar monitor yang terpasang di plafon.

Meski tidak dilengkapi dengan layar monitor di konsol tengahnya, sudah ada kamera mundur yang terhubung dengan monitor mini yang menyatu dengan kaca spion di dalam kabin.

Jok baris ketiga belum bisa dilipat rata tapi bagasinya masih sangat luas dan boleh diadu dengan sederet MPV terbaru. Jika ingin memuat barang berdimensi panjang seperti sepeda, kabin baris ketiga harus dilepas secara manual dan jok baris kedua dapat dilipat ke depan.   

Fitur yang diberikan pada Panther generasi kedua dapat dikatakan tidak pernah berubah dalam dua dekade. Di awal 2000-an fitur-fiturnya seperti power window, power steering, dan spion elektrik sudah luar biasa untuk minibus tujuh/sembilan penumpang yang sebelumnya hanya ditemui di sedan.

Isuzu Panther Grand Touring keluaran terakhir pun fitur keselamatannya juga tidak sesuai dengan harganya. Lupakan rem ABS+EBD, kontrol traksi, ataupun kantung udara. Hanya tersedia sepasang sabuk keselamatan di bangku depan, seatbelt reminder, open door reminder, dan bumper besi untuk menghadapi benturan.

Sebagai sumber penggerak, Panther ditenagai oleh mesin diesel 4-silinder 2.499 cc DOHC direct injection dengan turbocharged. 

Mesin berkode 4JA1-L  yang digunakan ini menghasilkan tenaga maksimum 78 hp yang dikail pada putaran mesin 3.500 rpm dan torsi maksimum sebesar 191 Nm yang diraih pada putaran mesin 1.800 rpm.

Isuzu Panther hanya tersedia dalam pilihan transmisi manual 5-percepatan. Transmisi otomatis 4 percepatan tidak lagi ditawarkan sejak 2013.

Torsi besar di putaran rendah menjadi daya tarik khas kendaraan diesel. Tidak perlu menginjak terlalu dalam saat start dengan beban penuh atau menanjak.

Memang jika dibandingkan dengan mesin diesel baru dengan teknologi common rail injection, diesel lawas dari era ’80-an ini terdengar lebih berisik, getaran kuat, dan akselerasinya tidak spontan.

Namun teknologi kuno ini juga memiliki kelebihan antara lain tidak perlu bahan bakar diesel dengan angka cetane tinggi seperti Pertadex. Mesin ini tidak alergi meminum solar dengan kandungan sulfur tinggi.

Chassis ladder frame yang kokoh dirancang untuk mengangkut beban berat di segala medan. Karakternya yang kaku diimbangi dengan setingan suspensi yang empuk bahkan malah terasa terlalu mengayun saat di tol.

Untuk meningkatkan stabilitasnya bisa dengan mengganti peredam kejut standar dengan produk after market yang menggunakan gas agar sedikit lebih keras.   

Konsumsi BBM rata-rata dari Isuzu Panther generasi terakhir ini berada di kisaran 12km/l (dalam kota) dan 16km/l (Tol).

Dengan tangki bahan bakar berkapasitas 55 liter terisi penuh, Anda dapat melakukan perjalanan lebih dari 700 km dengan sekali pengisian bahan bakar.

Jangan gunakan standar kendaraan MPV modern dalam mendefinisikan kenyamanan Isuzu Panther. MPV ini memiliki karakter khas yang disukai para penggemarnya, tidak merepotkan dan tahan banting.

Minimnya fitur dan teknologi canggih juga berarti lebih minim permasalahan dalam pemakaian jangka panjang.