Otoloka.id - Pabrikan asal Tiongkok, DFSK ternyata punya rahasia untuk bisa bertahan di pasar otomotif Indonesia, terutama untuk sektor kendaraan niaga. Sedikitnya pemain di segmen niaga ringan membuat produk DFSK Super Cab bisa meraup pangsa pasar yang cukup baik. 

Menurut Cing Hok, Sales & Marketing Director PT Sokonindo Automobile selaku Agen Pemegang Merek DFSK, pemain di segmen ini memang masih sedikit dan populasinya cukup banyak.

"Sekarang pemain mobil pick-up di Indonesia memang cuma sedikit, bisa dihitung jari. Itu makanya kami (DFSK) bermain di segmen ini, dan hasilnya cukup menjanjikan," ungkap Cing Hok saat acara DFSK Super Cab Media Challenge di Jambi, Kamis (16/12/2021).

Pernyataan Cing Hok ini dibuktikan dengan penjualan Super Cab yang memang jadi andalan pabrikan Negeri Tirai Bambu ini. 

"Saat ini Super Cab memang kontributor penjualan terbesar secara nasional, jadi backbone penjualan dengan komposisi mencapai 70 persen," jelasnya.

Baca juga: Berapa Konsumsi DFSK Super Cab, Ini Hasil Pengujian di Kota Jambi

Keunggulan DFSK Super Cab

Keunggulan dari DFSK Super Cab ini adalah harga jual yang kompetitif dan juga after sales dan garansi yang lebih panjang dari kompetitor. 

"Dari segi harga lebih baik dari kompetitor, lalu dari sisi aftersales garansi lebih panjang 3 tahun atau 100 ribu. Selain itu, pilihan paket leasing yang kita tawarkan juga membuat konsumen merasa cocok membayarnya."

Baca juga: DFSK Super Cab Diuji Jalan di Bali, Segini Konsumsi Bahan Bakarnya

Tak hanya itu, produk DFSK Super Cab sendiri terbukti bisa diandalkan dan mendukung para pengusaha kecil dan UKM di Indonesia. Salah satu area penjualan Super Cab yang besar ada di Sumatera, termasuk di Jambi.

"Sumatera khususnya Jambi ini bagus, penjualan kita paling bagus di Lampung, untuk Jambi ini kedua di Sumatera. Provinsi Jambi yang memang banyak diisi oleh pengusaha perkebunan, membuat DFSK Super Cab laris. Di wilayah Jambi sendiri, pick up hampir 80 persen dan ini baru setahun tapi penjualannya sudah melampaui ekspetasi," jelas Cing Hok.

Cing Hok juga mengatakan bahwa penjualan paling baik Super Cab ini ada di wilayah Indonesia timur, seperti Sulawesi, NTT, Ambon, dan Lombok.

"Penjualan Super Cab paling bagus di Indonesia timur karena ekonominya lebih stabil. Kebutuhannya tidak terganggu COVID-19 seperti daerah lainnya. Misalnya di Lombok, Super Cab itu banyak sekali berseliweran. Masing-masing diler bisa berniaga 22-27 pikap setiap bulannya," tutupnya.

• Dilihat 4874
• Suka 0