Otoloka.id- Circa 2010-an, skutik terbilang masih baru di segmen sepedamotor Indonesia. Makanya, tak banyak pilihan yang tersedia seperti saat ini. Saat itu, ada salah satu skutik berbodi sedikit bongsor dengan segmentasi lebih eksklusif, yaitu Suzuki Hayate di mana atlet sepakbola Irfan Bachdim tampil sebagai brand ambassador.

Suzuki Hayate merupakan suksesor dari model sebelumnya, yaitu Suzuki Skywave yang sudah ada lebih dahulu. Model tersebut punya dimensi lebih besar ketimbang skutik lain yang hadir di Indonesia. Pesaingnya saat itu adalah Yamaha Nuovo.

Tampil sedikit lebih advance, membuat Dodi kepincut dengan kehadiran Suzuki Hayate, ia membelinya pada 2011 tak lama ketika iklan yang dibuat oleh PT Suzuki Indomobil Sales tampil di televisi, dan berbagai media cetak.

Saat membeli skutik tersebut ketika duduk di bangku SMA, Dodi merasa bangga lantaran tak banyak yang menggunakan sepedamotor bermerek Suzuki, dengan model yang juga terhitung jarang orang kebanyakan pilih. Tak heran, kalau skutik tersebut awet sampai saat ini, yang berarti sudah 12 tahun pemakaian.

“Dari segi desain, Suzuki Hayate memiliki tampilan yang keren dan sporty. Bodinya cukup besar, nyaman banget gak terasa melayang saat digunakan di kecepatan tinggi. Selain itu, motor ini sangat stabil, setir tidak goyang dan untuk pengendaliannya juga cukup baik. Kerennya, bagasi motor ini juga lumayan besar dan bisa muat satu helm,” papar Dodi.

Performanya yang baik saat diajak berkendara, nyatanya ditunjang dengan penyematan mesin 125cc yang menurut Dodi irit bahan bakar. Saat kemunculan skutik tersebut memang kubikasi mesin paling besar adalah 125cc. Belum ada tuh yang namanya skutik 150 atau 250 cc di Indonesia.

“Mesin 125cc Suzuki Hayate terbilang irit, sekali isi penuh, saya hanya membayar sekitar 35 ribu bensin subsidi pemerintah untuk satu minggu pemakaian. Selain irit bensin, mesin injeksinya juga tak rewel, cukup rutin melakukan service dan ganti oli setiap tiga bulan sekali, sudah cukup,” lanjutnya.

Meski punya mesin bandel dan tampilan kece, nyatanya Dodi juga menemukan sebuah kelemahan pada sepedamotor kesayangannya itu. Dengan bodi yang terbilang bongsor, dan punya bobot lumayan berat, ukuran ban Hayate tak seimbang, dan terlalu kecil menurutnya.

“Ukuran ban Hayate adalah 16 inci profil 80/90, tau kan ban ukuran 16 inci terbilang langka. Dan hal ini jadi masalah yang paling sering saya hadapi itu, antara ban dalam sobek, atau ban bocor. Ketika ban rusak, saya akan susah sekali mencari penggantinya. Belum lagi pilihan pattern ban juga terbatas, jadi tak bisa pilih sesuai keinginan,” keluhnya.

“Sedikit cerita, selama menggunakan motor ini, saya tidak pernah mengalami kecelakaan. Hanya ibu saya yang pernah insiden kecil karena pada saat itu kondisi sedang hujan. Menurut saya, hal itu terjadi karena ukuran ban yang kecil dengan bodi motor yang terbilang besar dan berat,” lanjut Dodi menambahkan.

Meski punya beberapa keunggulan, memang ban menjadi faktor nomor satu model tersebut terbilang langka di Indonesia. Namun, Dodi tetap bilang kalau Suzuki Hayate cukup setimpal, dan membuatnya puas menggunakannya selama ini. 

• loading...
• Suka 0